Setiap individu mempunyai peran dibidang ekonomi, baik sebagai konsumen maupun produsen. Setiap individu sebagai konsumen memiliki perilaku tidak sama tergantung kondisi masing-masing karena faktor yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berkonsumsi
1. Nilai Pakai, yaitu kemampuan barang tersebut dipakai memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai Pakai dibedakan atas :
Nilai tukar dibedakan atas :
Perilaku konsumen dipengaruhi tingkat kepuasan tiap individu.
Ada 2 pendekatan dalam menganalisa perilaku konsumen.
1. Pendekatan Kardinal
Kepuasan konsumen diukur secara kuantitatif yang bersifat subyektif.
Barang mempunyai 2 kegunaan :
Dari tabel di atas, setiap jumlah bertambah satu satuan, total utilitynya bertambah sampai jumlah 4, setelah itu nilai guna totalnya turun. Sementara nilai guna marginalnya terus turun.
Hukum yang populer adalah hukum Gossen I, dimana jika jumlah barang yang dikonsumsi terus ditambah dalam waktu tertentu, kepuasan totalnya akan bertambah; namun nilai marginalnya terus berkurang. Bahkan jika konsumsi terus dilanjutkan, akhirnya tambahan kepuasannya menjadi negatif.
2. Pendekatan Ordinal
Pada pendekatan ini, nilai kepuasan tidak dapat diukur dengan angka. Kepuasan diukur dengan menggunakan peringkat. Seperti tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Pendekatan ordinal disebut juga pendekatan Indiferen disertai kurva indiferen. Kurva indiferen menunjukkan kombinasi 2 jenis barang/jasa yang memberikan nilai/tingkat kepuasan sama.
Sebagai ilustrasi :
3. Teori Engel
"Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya. Dengan kata lain hubungan tingkat pendapatan berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi."
- Pendapatan
- Harga barang
- Intensitas kebutuhan
- Selera
- Lingkungan sosial budaya
- Agama
- Adat istiadat, dll
1. Nilai Pakai, yaitu kemampuan barang tersebut dipakai memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai Pakai dibedakan atas :
- Nilai pakai obyektif, yaitu kemampuan barang dapat memenuhi kebutuhan dengan nilai yang sama.
- Nilai pakai subyektif, yaitu kemampuan barang dapat memenuhi kebutuhan dengan nilai yang berbeda-beda tergantung dari individu yang memakainya.
Nilai tukar dibedakan atas :
- Nilai tukar obyektif, yaitu kemampuan barang ditukar dengan barang lain dengan nilai yang sama
- Nilai tukar subyektif, yaitu kemampuan barang ditukar dengan barang lain, dimana setiap individu memberikan nilai yang berbeda terhadap barang yang sama.
Perilaku konsumen dipengaruhi tingkat kepuasan tiap individu.
Ada 2 pendekatan dalam menganalisa perilaku konsumen.
1. Pendekatan Kardinal
Kepuasan konsumen diukur secara kuantitatif yang bersifat subyektif.
Barang mempunyai 2 kegunaan :
- Nilai Guna Total (Total Utility), yaitu nilai kepuasan keseluruhan karena mengkonsumsi suatu barang/jasa. Pada titik tertentu nilai kepuasan akan berkurang.
- Nilai Guna Marginal (Marginal Utility), yaitu tambahan nilai kepuasan atas pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Hukum yang populer adalah hukum Gossen I, dimana jika jumlah barang yang dikonsumsi terus ditambah dalam waktu tertentu, kepuasan totalnya akan bertambah; namun nilai marginalnya terus berkurang. Bahkan jika konsumsi terus dilanjutkan, akhirnya tambahan kepuasannya menjadi negatif.
2. Pendekatan Ordinal
Pada pendekatan ini, nilai kepuasan tidak dapat diukur dengan angka. Kepuasan diukur dengan menggunakan peringkat. Seperti tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Pendekatan ordinal disebut juga pendekatan Indiferen disertai kurva indiferen. Kurva indiferen menunjukkan kombinasi 2 jenis barang/jasa yang memberikan nilai/tingkat kepuasan sama.
Sebagai ilustrasi :
- Afinanto mempunyai uang Rp 150.000,00 dengan rencana membeli buku dengan harga @Rp 20.000,00 dan membeli kaos @Rp 10.000,00.
"Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya. Dengan kata lain hubungan tingkat pendapatan berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi."
0 komentar:
Post a Comment