Terkadang pembangunan industri sering menimbulkan
masalah-masalah lingkungan yang tiada henti-hentinya, seperti
tercemarnya udara, air, udara dan lain sebagainya. Dalam hal ini
bukan berarti kita tidak butuh akan industri, karena industri
pemegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
kesejahteraan manusia. Akan tetapi, agar dalam pelaksanaannya
pembangunan industri harus memenuhi kaidah-kaidah terhadap
lingkungan. Menurut Supardi (1994: 94) memberikan pendapatnya
agar pembangunan industri selaras dengan lingkungan, maka
dilakukan hal-hal sebagi berikut.
1) Evaluasi pengaruh sosial, ekonomi, dan ekologi secara umum
maupun khusus.
2) Survei mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul
pada lingkungan
3) Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan
mengenai jenis perindustrian yang cocok dan mengun-
tungkan.
4) Buatlah formulasi mengenai kriteria analisis biaya,
keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengolahan
proyek.
5) Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif,
maka buatlah pembangunan atau alternatif jalan untuk
kompensasi kerugian sepenuhnya.
Contoh Pengelolaan Pertanian dan Industri
Sejak adanya revolusi hijau, para petani gencar meningkatkan
produksi pertanian, baik dengan ekstensifikasi pertanian maupun
intensifikasi pertanian. Penggunaan pupuk kimia untuk
meningkatkan kesuburan tanah, pemakaian peptisida untuk
membunuh hama dan pemakaian varietas unggul merupakan
syarat untuk meningkatkan produksi pertanian.
Pada awalnya, produksi pertanian meningkat, tetapi dalam
jangka panjang, pemakaian pupuk secara terus-menerus
mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang, dan hama
menjadi kebal terhadap peptisida, sehingga penggunaan peptisida
harus ditingkatkan. Pemakaian pupuk dan peptisida yang banyak
telah membuat biaya pertanian menjadi meningkat, seperti yang
dialami oleh para petani di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara
Timur.
Untuk menghindarkan dari kerugian, maka para petani mulai
beralih menuju sistem pertanian organik. Para petani mengolah
sawah tanpa menggunakan pupuk kimia dan peptisida. Sebagai
gantinya digunakan pupuk bokasi dari bahan baku jerami,
rumputan, dedaunan, dedak, abu dapur, cirit ternak, batang pisang
dan bahan alami lainnya. Dan digunakan kembali benih padi lokal
seperti woja longko, woja laka dan sejumlah varietas lainnya yang
selama ini telah lama tersingkir oleh benih padi varietas unggul.
Produksi pertanian dengan pupuk bokasi mengalami
penurunan. Produksi pertanian pada luas lahan yang sama yaitu
sekitar 0,75 hektar menurun antara 19-22 karung atau antara
2,375-2,750 ton gabah. Petani ketika menggunakan pupuk kimia
memperoleh produksi lahan sebesar 25 karung atau 3,125 ton
gabah.
Sebenarnya, dengan penggunaan sistem pertanian organik
petani mendapatkan keuntungan, yaitu tidak mengeluarkan biaya
untuk membeli pupuk kimia dan peptisida. Dulu, petani harus
mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk sebesar Rp. 800.000
dan ditambah biaya untuk membeli peptisida.
Keuntungan yang lebih besar dari pertanian organik adalah
petani dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak
menggunakan pupuk dan peptisida, dan dapat memelihara
kelestarian lingkungan dengan tidak mencemari lingkungan dari
bahan kimia.
Pencemaran bahan kimia dapat merusak kesuburan tanah,
ini terjadi di Rancaekek, Kab.Bandung. Dahulu Rancaekek,
Kab.Bandung dikenal sebagai daerah lumbung padi dan penghasil
ikan.
Petani dapat meraih keuntungan dari lahan sawahnya, karena
kegiatan usaha tani padi ditumpangsarikan dengan budi daya ikan.
Produksi lahan pertanian sebesar 5,5 ton/ha. Sekarang produksi
padi pada luas lahan yang sama, produksi padi paling tinggi hanya
4 kg gabah kering giling sekitar 2,8 ton/ha. Untuk mencapai
produksi sebesar itu jarang terjadi karena petani sering mengalami
gagal panen
Gagal panen yang dialami petani karena kualitas kesuburan
tanah rendah dan produktivitas tanah menurun akibat tanah
memiliki kandungan kimia beracun dan logam berat (B3).
Sejak tahun 1990 di Rancaekek mulai dibangun industri tekstil.
Pabrik-pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi dan
mencemari sawah-sawah petani. Limbah-limbah pabrik di buang
ke sungai Sungai Cikijing, sedangkan sungai Cikijing merupakan
saluran irigasi dan sumber pengairan sawah.
Pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi
persawahan secara kontinu selama bertahun-tahun dan telah
mengakibatkan terakumulasinya logam berat dalam tanah
sehingga dapat meracuni tanaman ataupun makhluk hidup lainnya.
Logam berat meracuni tanaman dan mudah tercuci dalam
tubuh tanah. Serapan logam berat oleh tanaman atau
pemanfaatan air bawah tanah untuk air minum akan
mempermudah masuknya logam berat ke dalam rantai makanan.
Masuknya logam berat ke dalam tanah mengganggu
pertumbuhan tanaman. Keberadaan logam berat dalam tanah
dapat menjadi toksin (racun) bagi tanaman, dan melalui rantai
makanan akan masuk ke dalam tubuh manusia, sehingga akan
menggangu kesehatan manusia.
Akibat rendahnya produksi pertanian, para petani di Rancaekek
mulai menjual tanahnya dengan harga yang murah. Lahan
pertanian dialihfungsikan menjadi areal industri.
0 komentar:
Post a Comment