Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara damai. Ada beberapa sumber
sejarah mengenai masuknya Islam ke Nusantara.
1. Abad ke-7 yang diberitakan dinasti Tang bahwa di Sriwijaya sudah ada perkampungan
muslim yang mengadakan hubungan dagang dengan Cina.
2. Abad ke-11 adanya makam Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 1028 di Leran,
Gresik, Jawa Timur.
3. Abad ke-13 tepatnya tahun 1292 Marcopolo mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai.
Berdasarkan berita dari Marcopolo pada tahun 1292 dan cerita dari Ibnu Batutah yang
mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-14, maka diperkirakan agama Islam
sudah masuk di Indonesia sejak abad ke-13. Di samping itu, batu nisan kubur Malik al Saleh
yang meninggal tahun 1297 juga memperkuat bukti-bukti bahwa pada saat itu telah terdapat
kerajaan Islam di Indonesia.
Ada beberapa pendapat mengenai asal mula Islam masuk ke Nusantara.
1. Islam berasal dari Arab. Hal ini sesuai berita dari dinasti Tang, pedagang Arab yang
singgah di Sriwijaya untuk mengisi bahan bakar kemudian ke Cina.
2. Islam berasal dari Persia. Hal ini karena di Indonesia ada aliran tasawuf seperti di Persia
(Iran).
3. Islam berasal dari India (Gujarat) dengan alasan unsur Islam di Indonesia menunjukkan
kesamaan yang ada di India dan bentuk nisan Malik al Saleh menyerupai bentuk batu nisan
di India. Selain itu, ada tokoh yang beralasan dari Gujarat. Kelompok ini dipelopori oleh
Snouck Hurgronje dan diikuti oleh J.P. Moquute, R.A. Kern. Pendapat ini didasarkan pada:
a. akibat kemunduran dinasti Abbasiah Bagdad oleh Hulagu pada tahun 1258,
b. berita Marcopolo tahun 1292,
c. berita Ibnu Batutah pada abad ke-14,
d. nisan kubur Sultan Malik as Saleh yang berangka tahun awal Majapahit 1297,
e. kedatangan Islam hingga terbentuknya masyarakat muslim di Indonesia sejak abad
ke-13 berdasarkan pada ajaran tasawuf yang berasal dari Persia.
Islam menyebar di Indonesia melalui cara-cara berikut.
1. Melalui perdagangan
Pedagang-pedagang muslim yang
berasal dari Arab, Persia, dan India
telah ikut ambil bagian dalam jalan lalu
lintas perdagangan yang menghubungkan
Asia Barat, Asia Timur, dan Asia
Tenggara, pada abad ke-7 sampai abad
ke-16. Para pedagang muslim yang
akhirnya juga singgah di Indonesia ini,
ternyata tidak hanya semata-mata melakukan kegiatan dagang.
Melalui hubungan perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke
wilayah Indonesia. Pada abad kesembilan, orang-orang Islam mulai bergerak mendirikan
perkampungan Islam di Kedah (Malaka), Aceh, dan Palembang. Pada akhir abad ke-12,
kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot karena didesak oleh
kekuasaan Kertanegara dari Singasari. Seiring dengan kemunduran Sriwijaya, para
pedagang Islam beserta para mubalignya semakin giat melakukan peran politik dalam
mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang
berakhirnya kerajaan Hindu-Buddha abad ke-13 berdiri kerajaan kecil yang bercorak
Islam, yaitu Samudra Pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah Aceh. Kemudian
pada awal abad ke-15 telah berdiri Kerajaan Malaka. Sejak saat itu, Aceh dan Malaka
berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai dan banyak dikunjungi
oleh para pedagang Islam dan penduduk dari berbagai daerah terjadi interaksi yang
akhirnya banyak yang masuk Islam. Setelah pulang ke daerah asal, mereka menyebarkan
agama Islam ke daerahnya. Agama dan kebudayaan Islam dari Malaka menyebar ke
wilayah Sumatra Selatan, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Dalam suasana
demikian, banyak raja daerah dan adipati pesisir yang masuk Islam. Contohnya, Demak
(abad ke-15), Ternate (abad ke-15), Gowa (abad ke-16), dan Banjar (abad ke-16).
2. Melalui perkawinan
Para pedagang muslim yang datang di Indonesia, ada sebagian di antara mereka yang
kemudian menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan yang disebut
Pekojan. Perkawinan antara putri bangsawan dan pedagang muslim akhirnya berlangsung.
Perkawinan ini dilakukan secara Islam, yaitu dengan mengucapkan (menirukan) dua
kalimat syahadat. Upacara perkawinan berjalan dengan mudah karena tanpa pentasbihan
atau upacara-upacara yang panjang, lebar, dan mendalam.
Dalam Babad Tanah Jawi, misalnya, diceritakan perkawinan antara Maulana Iskhak
dan putri Raja Blambangan yang kemudian melahirkan Sunan Giri, sedangkan dalam
Babad Cirebon diceritakan perkawinan putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati.
3. Melalui tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal
yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan alam pikiran seperti pada mistik Indonesia–Hindu, antara lain, Hamzah
Fansuri, Nuruddin ar Raniri, dan Syeikh Siti Jenar.
4. Melalui pendidikan
Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren yang diselenggarakan
oleh guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Pesantren ini merupakan
lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan
calon guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Setelah menamatkan pelajarannya di
pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke kampung halamannya.
5. Melalui seni budaya
Dalam menyebarkan agama Islam, sebagian wali menggunakan media seni budaya
yang sudah ada dan disenangi masyarakat. Pada perayaan hari keagamaan seperti Maulid
Nabi, misalnya, seni tari dan peralatan musik tradisional (gamelan) dipakai untuk
meramaikan suasana. Sunan Kalijaga yang sangat mahir memainkan wayang memanfaatkan
kesenian ini sebagai sarana untuk menyampaikan agama Islam kepada masyarakat, yaitu
memasukkan unsur-unsur Islam dalam cerita dan pertunjukannya. Senjata Puntadewa
yang bernama Jimat Kalimasada, misalnya, dihubungkan dengan dua kalimat syahadat
yang berisi pengakuan terhadap Allah dan Nabi Muhammad. Masyarakat yang menyaksikan
pertunjukan Sunan Kalijaga akhirnya mengenal agama Islam dan tertarik ingin menjadikan
Islam sebagai agamanya.
6. Melalui dakwah
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan pengaruh
para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan paling
besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.
0 komentar:
Post a Comment