Sunday, September 20, 2015

Ilusi Bulan "Mengapa Saat Terbit Ukuran Bulan Nampak Besar ?"

Bulan purnama yang disinggungkan dengan keindahan, kecantikan, dan romantis memang sangatlah indah. Tidak akan bosan-bosannya kita menatap bulan purnama walaupun penampakan bulan dari dulu sampai sekarang tetap sama, apalagi saat langit sedang cerah. Tapi pernahkah kalian melihat saat bulan purnama mulai muncul di timur?
Biasanya saat magrib. Nampak bahwa bulan ketika mulai muncul dari horizon berukuran lebih besar dari biasanya kemudian semakin naik ke atas ukuran bulan menjadi lebih kecil. Bulan juga nampak berwarna jingga saat di horizon, semakin naik warna bulan menjadi putih.

Apakah jarak bulan saat di horizon lebih dekat ketimbang saat bulan di atas ?


Warna bulan yang Nampak jingga saat di horizon disebabkan oleh peristiwa hamburan cahaya. Seperti layaknya matahari, saat pagi matahari akan berwarna jingga namun seiring naiknya matahari dan bulan ke atas warna keduanya akan berubah menjadi putih. Saat bulan berada di horizon sinar dari bulan akan menembus atmosfer lebih tebal daripada saat bulan berada di atas kita. Cahaya yang yang melewati medium transparan seperti udara akan mengalami kemerosotan intensitas, yang berarti ada penyerapan energi cahaya oleh medium yang dilaluinya. Cahaya yang berasal dari bulan akan dihamburkan oleh debu dan zarah lembut pada atmosfer. Karena sinar dengan panjang gelombang lebih pendek lebih terhambur daripada sinar dengan panjang gelombang yang panjang menurut rumus intensitas cahaya yang terhambur
maka gelombang cahaya dengan panjang gelombang pendek akan banyak terhamburkan daripada panjang gelombang yang panjang, sehingga yang tersisa adalah warna merah atau jingga.

Bulan yang berukuran besar saat di ufuk atau horizon merupakan ilusi optik atau yang kita kenal sebagai ilusi bulan. 

Saat masih SMP saya teringat dengan pelajaran kesenian menggambar, dahulu pernah diajari yang namanya menggambar perspektif. Apa itu? Yaitu menggambar sesuai dengan keadaan nyatanya yang biasa kita lihat. Contohnya saat menggambar benda yang dekat maka ukuran benda akan besar tetapi jika benda letaknya jauh benda harus digambar lebih kecil. Atau saat menggambar rel kereta api dimana semakin menuju ujung atau horizon lebar dari rel harus lebih kecil daripada lebar rel yang dekat dengan mata kita. Atau saat menggambar burung yang ada di atas dekat kita harus berukuran besar daripada burung yang berada di ufuk atau horizon. Karena memang begitulah apa yang sehari-hari kita lihat.

Bulan memiliki ukuran yang sangat besar dan jarak yang sangat jauh dari bumi, sehingga ukuran bulan saat berada di ufuk mupun di atas sebenarnya sama. Karena otak kita telah menafsirkan  dalam kehidupan sehari-hari bahwa benda yang berada di horizon letaknya lebih jauh daripada benda yang berada di atas maupun benda yang tidak berada di horizon maka bulan yang sebenarnya berukuran sama di horizon tampak berukuran lebih besar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar ilustrasi ilusi optik berikut.


Penglihatan mata kita dalam kehidupan nyata menunjukkan bahwa semakin jauh rel dari kita atau semakin rel mendekati horizon lebar rel akan mengecil, dan ini yang telah ditafsirkan otak kita. Maka saat ada dua garis merah yang panjangnya sama yang satu berada di dekat horizon dan yang satu berada di jauh di bawah horizon, maka kita akan beranggapan garis merah yang dekat horizon adalah yang lebih panjang. Namun sebenarnya kedua garis tersebut sama panjang. Itulah yang terjadi pada bulan. Saat bulan berada di atas kepala kita maka bulan akan nampak kecil sedangkan saat bulan berada di horizon saat terbit maupun terbenam, bulan Nampak lebih besar karena otak kita sudah terbiasa menafsirkan bahwa pada horizon jaraknya lebih jauh daripada di atas kepala kita.

Ukuran bulan yang nampak besar juga disebabkan pembanding. Saat bulan berada di horizon  maka ukuran benda yang berada di horizon juga akan kecil, sehingga kita tanpa sengaja membandingkan ukuran bulan dengan benda benda tersebut, seperti pohon, rumah dan sebagainya. Namun saat bulan berada di atas kepala kita, tidak ada benda pembandingnya.

Sekian, Semoga bermanfaat

0 komentar:

 

Copyright © ILMU KAULA Design by O Pregador | Powered by Blogger