Sunday, September 25, 2016

Perbedaan Warna Primer Cahaya Dan Cat

Lukisan Cat Air Lingkaran
gofreedownload

Saat di sekolah dulu saya diajari oleh guru kesenian saya mengenai warna primer, yaitu warna merah, kuning, dan biru. Pencampuran dua warna primer akan menghasilkan warna yang lain yang disebut warna sekunder. Semua warna dapat dihasilkan dari kombinasi ketiga warna primer tersebut. Ketiga warna tersebut jika digabungkan akan menghasilkan warna hitam. Dan melalui eksperimen pada pelajaran kesenian ternyata warna-warna lain dapat dihasilkan dengan mencampurkan cat dengan warna primer, seperti cat warna hijau (biru+kuning), orange (merah+kuning) dan lain-lain. 

Namun ternyata dikalangan para ilmuwan dan beberapa referensi (salah satunya yang masih saya ingat adalah pada komik detektif conan,,hehe) berbeda pendapat mengenai warna primer. Warna primer tersebut adalah merah, hijau, dan biru. Semua warna dapat dihasilkan dengan mengkombinasikan cahaya berwarna merah, hijau, dan biru. Ketiga warna tersebut jika digabungkan akan menghasilkan warna putih. 

Mengapa kedua kubu (seniman dan ilmuwan) memiliki pendapat yang berbeda? 
Lalu manakah yang benar? 
Mari kita ungkap kasus ini dengan pikiran yang tajam,, setajam silett…! 

Warna Cahaya dan Warna Cat

Warna merah, hijau, dan biru adalah warna primer untuk cahaya atau secara ringkasnya disebut warna primer cahaya. Ilmuwan yang berpegang pada cahaya mengatakan bahwa kita dapat membuat cahaya dengan warna apapun melalui penggabungan warna-warna cahaya merah, hijau, dan biru dengan berbagai intensitas.

Warna-warna primer yang berbasis cahaya ini disebut warna aditif karena kombinasi cahaya yang berbeda akan menghasilkan cahaya dengan warna yang lain melalui proses aditif atau penambahan pada cahaya itu sendiri (cahaya satu ditambah dengan cahaya yang lain). Contoh dari sistem aditif adalah layar monitor laptop, hp, dan televisi. Layar tersebut menghasilkan cahaya. Dan jika kita lihat lebih seksama, layar itu terdiri atas kotak-kotak kecil yang menghasilkan warna merah, hijau, dan biru, tapi karena ukurannya sangat kecil kadang kita tak menyadarinya. 


Di pihak lain, seniman yang berpegang pada cat nya mengatakan dapat mewarnai semua benda dengan mencampurkan cat warna primer merah, biru, dan kuning. Kita tahu bahwa benda (ataupun cat) dapat berwarna karena cahaya yang mengenainya sebagian diserap dan sebagian dipantulkan, cahaya yang dipantulkan itulah yang kita lihat sebagai warna benda (cat). 

Warna-warna primer yang berbasis pada cat ini disebut juga warna subtraktif karena hasil kombinasi warna cat ini menghasilkan warna baru melalui proses penyerapan cahaya. Berbagai campuran cat biru, kuning, dan merah mampu menyerap hampir semua warna (panjang gelombang) cahaya, (itu sebabnya campuran ketiga warna tersebut menghasilkan warna hitam), maka warna biru, kuning, dan merah dipandang sebagai warna primer untuk cat. 

Namun sebenarnya, warna tersebut bukanlah warna primer subtraktif yang sesungguhnya. Ketiga warna yang sungguh paling baik dalam menyerap warna biru, hijau, dan merah adalah warna kuning, merah keunguan yang disebut magenta, dan biru kehijauan yang disebut cyan. Dengan demikian, kuning, magenta, dan cyan adalah warna primer sutraktif sesungguhnya yang digunakan dalam membuat semua spektrum warna pada cat.


Mengapa hanya ada tiga warna primer?

Mata manusia bekerja berdasarkan prinsip aditif. Pada retina manusia terdapat tiga sel kerucut yang peka terhadap warna. Salah satu peka terhadap cahaya biru, yang lainnya peka terhadap cahaya hijau dan merah. Persepsi kita terhadap berbagai warna tergantung pada tingkat rangsangan relatif ketiga macam sel ini oleh cahaya yang masuk. Otak menjumlahkan semuanya untuk menghasilkan sensasi terhadap setiap warna. Dan mata kita hanya bereaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh ketiga sel kerucut tadi, maka ketiga sel itulah yang kita perlukan untuk menghasilkan semua warna yang dapat dirasakan manusia. Dan itu pula sebabnya ada tiga dan hanya tiga warna primer cahaya. 

Walaupum demikian, setiap sel kerucut tidak hanya peka terhadap cahaya biru murni, hijau murni, dan merah murni. Masing-masing juga peka terhadap cahaya warna lain. Itu sebabnya kita dapat melihat cahaya warna kuning murni, walaupun kita tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap cahaya kuning. Cahaya kuning memberikan rangsangan (meskipun sedikit) yang cukup terhadap sel-sel hijau dan merah dan otak kita menerima kombinasi rangsangan terhadap sel hijau dan merah itu sebagai kuning. 

Jadi, manusia hanya mengenal tiga warna primer karena mata manusia hanya memiliki tiga jenis sel kerucut. Namun, berbeda dengan makhluk hidup lain (hewan) yang mungkin memiliki empat sel kerucut akan mengenal empat warna primer atau mungkin hewan yang mempunyai dua sel kerucut akan mengenal hanya dua warna primer.

Sekian, Semoga bermanfaat

0 komentar:

 

Copyright © ILMU KAULA Design by O Pregador | Powered by Blogger